Dalam sambutanya kepala MTs.Kubangpari,Bapak Drs.H. Syahron Mulud,mengingatkan kepada sivitas academika Mts.Kubangpari,Keteladanan diatas keteladanan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,merupakan sosok figur
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab [33] ayat 21)
Berdasarkan keterangan dari ayat diatas maka sudah jelas sekali bahwa sebagai umat yang mengharap ridha Allah Swt dalam menjalani hidup dan kehidupan didunia ini maka haruslah mengikuti tuntunan itu. Sebagai umat Islam maka tidaklah menjadi kebimbangan untuk kemana kita harus mencari referensi tentang siapa yang paling patut dijadikan teladan dan bagaimana kriteria orang tersebut, karena sudah jelas telah Allah Swt berikan yaitu hanya mengikuti keteladanan diri Rasulullah Saw.
Baginda Nabi Muhammad Saw adalah seorang pribadi yang sangat mulia. Dan terkait dengan keagungan Rasulullah ini maka beliau sebelumnya telah mendapatkan banyak gelar baik dari kaum muslimin bahkan dari orang-orang kafir, seperti Al-Amin (yang dipercaya), Musthafa, Abdullah, dan Abul-Qasim. Semua gelar itu adalah wujud penghormatan kepada diri beliau karena kemuliaan sifat dan akhlaknya yang tiada dua dalam kehidupan sehari-hari. Baik terhadap dirinya sendiri ataupun ketika bersentuhan dengan orang lain. Setiap nama dan gelar itu mengungkapkan sebuah aspek yang tampak jelas baik bagi orang lain karena setiap keberadaannya menjadi sebuah berkah dan kesejahteraan. Tidak hanya sejahtera pada aspek ekonomi melainkan jauh kepada aspek yang tidak tampak sekalipun seperti halnya ketenangan batin.
Dalam perjalanan hidupnya Rasulullah tidak hanya dikagumi dan disegani oleh umatnya saja melainkan mereka yang menjadi musuhnya (orang-orang kafir) sekalipun. Bahkan banyak diantara mereka yang awalnya menjadi musuh namun ketika berhadapan langsung dan mengetahui kepribadian diri beliau maka dengan sendirinya menjadi berbalik mengikuti ajaran Islam. Sungguh luar biasa dan itu semua bisa terjadi hanya karena beliau menjalani hidup dengan penuh kecintaan. Beliau memimpin dengan penuh bijaksana kepada siapa saja bahkan orang yang bukan Islam. Dan ini telah jelas diterapkan pada perjanjian Hudaibiyah, dimana negara tetap melindungi mereka yang bukan muslim asalkan telah menunaikan kewajiban seperti membayar Jizyah (pajak) pada negara.
Ada banyak contoh perilaku yang pernah dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw selama hidupnya dahulu dan membuatnya selalu dikagumi dan dimuliakan. Seperti ketika mendidik, beliau melakukannya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan serta berharap bahwa orang yang sedang di didiknya itu menjadi maju dan pintar. Ketika beliau memimpin negara maka beliau melakukannya dengan sikap rendah hati, lembut perangainya, mau menerima usulan dari orang lain dan senang bertukar pikiran, selalu meminta ide, saran dan koreksi ketika bermusyawarah. Dan masih banyak lagi contoh perilaku mulia yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah untuk kita umatnya sekarang ini. Sehingga Islam sebagai agama yang tauhid terbukti telah menyelamatkan umat dari kehancuran dan menjadi Rahmatan lil alamin (rahmat sekalian alam). Namun sungguh disayangkan bahwa kita sebagai umat-Nya pada saat ini telah jarang sekali menyempatkan diri untuk mencari dan mempelajari bagaimana perilaku Rasulullah yang sebenarnya. Kita malah terbalik dengan mengagumi para pemimpin yang belum terbukti kebenarannya dalam memimpin. Bahkan kita secara tidak sadar telah mengagungkan seorang manusia biasa padahal bukan Nabi atau Rasul Allah. Sedangkan Allah di dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab [33] ayat 6 telah memperingatkan “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri[1]……”
Karena itu berbahagialah kita sebagai umat Islam yang mempunyai teladan sebagaimana diri Rasulullah Saw, karena di dalam diri beliau telah terdapat semua aspek kehidupan yang paling baik dan benar. Ditambah lagi bila kita mengamalkannya juga di dalam diri kita sendiri karena selama menjalani kehidupan ini maka hikmahnya adalah bahwa kita akan lebih sabar, sederhana, bijaksana, mencintai, berpikir dan beberapa hal yang menuju pada kebaikan hakiki dimata Allah Swt.
Sungguh demikian penting bagi setiap diri Muslim dan Muslimah untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah itu karena itu pula yang akan menjadi penuntun baginya dalam menjalani kehidupan ini. Dan bisa dipastikan bahwa siapapun akan menderita bila pada waktu hidupnya ia tidak mencoba meluangkan waktu untuk mempelajari dan menerapkan kepribadian Baginda Rasulullah Saw, karena bisa dibayangkan juga bagaimana butanya batin seseorang bila tidak ada seorangpun yang menjadi penuntun dan penunjuk arah jalan ia melangkah. Maka dari itulah sikap dan akhlak diri Baginda Nabi Muhammad Saw adalah acuan yang paling mantap dan bisa dipertanggungjawabkan karena telah terbukti menjadi suri tauladan yang paling baik bagi setiap anak manusia disepanjang sejarah hidupnya.
Saudaraku, sudahkahlah dirimu dengan segera untuk menyelesaikan usaha dalam mencari orang yang bisa kau jadikan contoh dan suri tauladan yang baik selain diri Rasulullah Saw. Karena itu tidak serta merta menjadikan dirimu lebih baik dari yang seharusnya. Bahkan bisa saja dengan itu akan menjadikan dirimu sebagai seorang hamba yang benar-benar kufur terhadap nikmat Allah. Dirimu juga mungkin akan menjadi hamba yang tidak patuh terhadap ketentuan yang telah Allah tuntunkan di dalam Al-Qur`an sebagaimana ayat diatas. Sehingga ketika itu benar terjadi maka dirimu jua yang akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt baik selama hidup di dunia maupun kelak di yaumil akhir.
Saudaraku, sudahkahlah dirimu dengan segera untuk menyelesaikan usaha dalam mencari orang yang bisa kau jadikan contoh dan suri tauladan yang baik selain diri Rasulullah Saw. Karena itu tidak serta merta menjadikan dirimu lebih baik dari yang seharusnya. Bahkan bisa saja dengan itu akan menjadikan dirimu sebagai seorang hamba yang benar-benar kufur terhadap nikmat Allah. Dirimu juga mungkin akan menjadi hamba yang tidak patuh terhadap ketentuan yang telah Allah tuntunkan di dalam Al-Qur`an sebagaimana ayat diatas. Sehingga ketika itu benar terjadi maka dirimu jua yang akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt baik selama hidup di dunia maupun kelak di yaumil akhir.
Saudaraku yang budiman, mari mulai dari sekarang kita sebagai umat harus senantiasa menjadikan diri dan kepribadian Rasulullah adalah tolak ukur akhlak kita selama menjalani hidup dan kehidupan ini. Tidak harus dengan secepatnya karena dengan cara yang bertahap sudah merupakan kebaikan yang mulia. Ikuti saja bagaimana Rasulullah dalam menjalani hidupnya sehari-hari karena sudah pasti merupakan rahmat sekalian alam,
“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya [21] ayat 107)
“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya [21] ayat 107)
Dan yang terpenting adalah keteguhan niat di dalam dirimu harus tetap ada selama usaha menemukan kebenaran yang hakiki. Sehingga dirimu akan dengan lancar mendapatkan hikmah dan manfaat baik dari Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar